Niac Mitra , Legenda Klub Sepak Bola dari Surabaya
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTjY7BVe2uXLH8PTccEwoHv1NIjmMlqnNthPcYWqPHdOlmXj3fN2KlVLE2792Wcwegr69C0O2K4lX6zFyvINMeH2tRrSf3vSFnc7xdS3doFOo-xou0xVKy7JlXzDeHYM-xc8_MXHag5y0a/s320/tX_y6bbm_400x400.jpg)
Nama Niac Mitra merupakan jaminan mutu membludaknya penonton di Stadion Gelora 10 November, Surabaya. Setidaknya, Persebaya Surabaya punya pendamping yang sepadan untuk membawa nama harum Kota Buaya di jagad kompetisi sepak bola Indonesia.
Niac juga pernah memakai jasa pemain asing dari Singapura, yakni Fandi Achmad dan David Lee. Tentu saja, datangnya duo Singapura makin membuat publik Surabaya makin jatuh hati pada klub bentukan pengusaha industri bioskop, Alexander Wenas.
Niac adalah juara tiga kali Galatama, yakni pada kompetisi tahun 1981/82, 1982/83, dan 1986/87. Tak ada yang bisa menandingi Niac pada eranya. Bahkan Arsenal pun pernah merasakan jagonya Niac, dengan takluk 0-2 di Surabaya.
Namun, karena banyaknya aturan liga yang merugikan klub-klub peserta, Niac pun memilih bubar. Pemilik klub menilai liga menerapkan langkah yang salah dengan melebur dua divisi. Kerugian akibat harus bermain dengan klub-klub divisi dua yang namanya tak setenar Pelita Jaya atau Arema, membuat pertandingan-pertandingan Niac jadi sepi penonton.
Ogah mengemis ke pemerintah, Alexander Wenas pun resmi membubarkan Niac pada tahun 1991. Bantuan sempat datang dari Dahlan Iskan yang merupakan raja media kota tersebut dari Jawa Pos. Tapi Wenas tak mau ada nama Niac jika klub berpindah tangan ke Dahlan. Akhirnya Dahlan setuju meninggalkan nama Niac, yang merupakan singkatan dari New International Amusement Center, gedung bioskop milik Wenas. Mitra Surabaya pun terbentuk pada 1993, namun klub ini bukanlah turunan dari Niac Mitra. Sejarah Niac pun terkubur setelah bubar.
Komentar
Posting Komentar